Rheza Maulana melepasliarkan kukang

Pelepasliaran Satwa di Kaki Bukit Papandayan Bersama YIARI

Senang sekali dapat berkesempatan mengikuti rangkaian kegiatan translokasi Kukang Jawa, yang diselenggarakan oleh BBKSDA Jawa Barat dan YIARI. Pada kesempatan ini, sejumlah 6 Kukang Jawa yang telah berhasil direhabilitasi akan dilepasliarkan ke alam.

Pengalaman translokasi kali ini cukup unik, dikarenakan kukang adalah satwa nokturnal (hidup di malam hari), maka perjalanan menuju lokasi translokasi juga dilakukan malam hari.

Sebelum diberangkatkan, kukang-kukang ini diperiksa kesehatannya dan diberi makan. Mereka kemudian dimasukkan ke dalam kandang transfer agar dapat diangkut ke atas truk. Setelah itu, perjalanan darat pun dimulai dari kantor YIARI di Bogor menuju kaki gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat.

Setelah perjalanan darat dari Bogor yang memakan waktu sekitar 6 jam, rombongan yang terdiri dari staf BBKSDA Jabar beserta rekan-rekan YIARI tiba di lokasi translokasi pada dini hari. Tim beristirahat sejenak, lalu melanjutkan kegiatan pada pagi harinya. Yang pertama dilakukan adalah pengecekan kesehatan keenam kukang dengan cara menimbang berat badan, mengecek suhu, dan memberi vitamin.

Kegiatan translokasi kemudian dilanjutkan dengan seremoni yang dihadiri oleh Kabid KSDA wilayah III Ciamis, Kasie V Garut, Petugas Resort Gunung Papandayan beserta jajarannya, T.S. Cikembulan, Koramil, Camat, Kades, perwakilan Star Energy Geothermal Darajat (SEGD), dan para jurnalis serta masyarakat sekitar.

Keenam kukang kemudian dibawa masuk ke dalam hutan satu per satu, untuk dipindahkan ke kandang habituasi. Kandang habituasi adalah kandang sementara yang berada di habitat alami kukang, bertujuan untuk membiasakan kukang dengan lokasi baru di habitat tersebut. Ketika dimasukkan ke kandang habituasi, kukang-kukang terlihat semangat bergegas hinggap dan memanjat batang pohon lalu bersembunyi diantara dedaunan.

Kukang-kukang dibiarkan istirahat terlebih dahulu setelah perjalanan yang begitu panjang dan melelahkan. Pada malam harinya, team YIARI kembali ke lokasi kandang habituasi untuk mengecek keadaan mereka. Kukang-kukang ini akan terus dimonitor selama beberapa hari ke depan, dan setelahnya kandang habituasi akan dibuka dan mereka dapat menghirup udara kebebasan di alam liar tempat mereka seharusnya berada.



Key words: Rheza Maulana, Wildlife Conservationist, YIARI

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »
Scroll to Top