Pada tanggal 22 November 2023, saya berkesempatan mengunjungi Sumatran Rhino Sanctuary di Taman Nasional Way Kambas. Kunjungan ini dilakukan bersama Davina Veronica, Ramon Y. Tungka, dan Jolene Marie, tentunya bersama dengan Yayasan Badak Indonesia. Kunjungan ini adalah pengalaman belajar tentang Badak Sumatra langsung dari para ahli dan pakarnya, tentunya jangan disia-siakan!

Pada kesempatan ini, saya bergabung dalam rombongan yang terdiri dari Davina Veronica, selebriti, aktris, model, CEO Yayasan Natha Satwa Nusantara; Ramon Y. Tungka, aktor, explorer, editor at large #SayaPilihBumi; dan Jolene Marie, Puteri Indonesia Lingkungan 2019, aktris, dan penyanyi. Wow.. rombongan yang sangat beragam ya! Saya jadi teringat dengan film Jurassic Park, yang mana John Hammond mendatangkan ahli dari beragam latar belakang untuk mengecek suaka dinosaurus ciptaannya.
Kami berkesempatan bertemu dengan rekan-rekan dari Kantor Balai Taman Nasional Way Kambas, lalu mengunjungi Kantor Rhino Protection Unit, hingga akhirnya mendatangi Sumatran Rhino Sanctuary itu sendiri yang berada di dalam kawasan Taman Nasional Way Kambas. Selanjutnya, kami diperkenalkan dengan para #TeamBadak dari @badak.indonesi yang meliputi keeper badak, petugas ranger, dokter hewan, dan masih banyak lagi. Mereka berbagi cerita kepada kami tentang pengalaman konservasi badak, tantangan apa saja yang dihadapi, hingga kisah sukses yang membuat kami semua semakin semangat untuk melestarikan Badak Sumatra.

Fakta menarik tentang Badak Sumatra: meskipun tubuhnya besar, mereka tergolong sebagai badak terkecil dibanding badak-badak lainnya di dunia. Uniknya, mereka justru satu-satunya badak yang seluruh tubuhnya ditumbuhi rambut! Peneliti menyatakan Badak Sumatra masih punya kekerabatan dengan Wooly Rhinoceros yang hidup di zaman es! Maka, dapat dikatakan bahwa Badak Sumatra adalah hewan purba yang masih hidup hingga kini!

Satu lagi fakta menarik yang ternyata sangat penting, yaitu Badak Sumatra hanya memakan pucuk-pucuk daun saja; tidak dihabiskan. Mereka makan sedikit, lalu pindah ke pohon lain. Pola makan ini ternyata justru menstimulasi pertumbuhan daun untuk tumbuh lebih banyak dan lebat. Maka, semakin banyak Badak Sumatra makan, semakin lebat dan subur pepohonan di hutan. Sudah pasti hal ini bermanfaat menyediakan oksigen, menyerap karbon, menahan air tanah, dan lainnya.

Oleh karena itu, keberadaan Badak Sumatra di habitatnya sangatlah penting. Mereka harus ada di alam, dan melestarikan mereka di alam adalah tanggungjawab kita bersama. Ingin ikut serta upaya konservasi Badak Sumatra? Langkah pertama dan paling mudah adalah follow @badak.indonesia@btn_waykambas. Ikuti terus postingan mereka ya!

Key Words: Rheza Maulana, Wildlife Conservationist, YABI, Yayasan Badak Indonesia, Davina Veronica, Ramon Y. Tungka, Jolene Marie